Tips Bergaul Di Masa Remaja

 

Masa Remaja

Bergaul merupakan kebutuhan kita sebagai manusia untuk dapat saling mengenal satu sama lain. Kita harus memiliki tips bergaul untuk diri sendiri agar tidak mudah terbawa arus pergaulan yang negatif. Apalagi ketika menginjak bangku SMU dimana kata sebagian orang masa-masa SMU merupakan masa paling indah. Seperti yang ditulis oleh Bloger asal Bengkulu mengenai kisah perjalanan semasa SMA beliau.

Kita semua pasti pernah atau sedang memasuki fase remaja. Fase remaja pada sebagian orang bisa dikatakan fase terindah namun bagi saya semua fase yang pernah saya lalui sama saja sih ya, nothing special banget hehehe. Menurut Wikipedia, remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini ada beberapa perubahan pada bentuk fisik seseorang. Jika perempuan pastinya ada yang sudah datang bulan, dan mulai tumbuh payudara. Kalau pada laki-laki pertumbuhan fisik seperti pada suara yang mulai ngebass dan badan yang semakin menjulang tinggi.


Tips Bergaul Di Masa Remaja

Memang benar seseorang ketika menginjak masa remaja cenderung labil dan ikut-ikutan dengan teman sekolah maupun lingkungan sekitar. Namun setidaknya seorang remaja juga memiliki prinsip yang bertujuan untuk membentengi diri ketika bergaul dengan teman-teman mereka.

Adapun beberapa tips bergaul dari saya ketika remaja antara lain :
  • Berusaha bergaul tanpa memandang status sosial namun jika sudah terang-terangan ditolak untuk masuk kelingkaran pergaulan tertentu maka kita harus siap dengan konsekuensi tersebut dan sebaiknya tidak memaksakan diri.
Jadi dulu ketika saya berada di bangku SMU ada beberapa siswa SMU yang hanya mau bergaul dengan teman yang memiliki orientasi sama. Saya ambil contoh pergaulan hanya diantara keluarga kaya, memilih bergaul dengan teman-teman yang pintar saja dan segala bentuk pengelompokan lain yang menurut saya tidak seharusnya ada semasa SMU. 
  • Ketika bertemu dengan teman yang membawa perilaku negatif maka segera saya jauhi. 
Mungkin seharusnya tidak dijauhi dengan tiba-tiba namun pelan-pelan kita membatasi jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan dengan teman tersebut, Di tahun 1996 di sekolah saya yang memakai hijab masih dalam hitungan jari. Saya yang memutuskan menggunakan hijab ketika itu berdasarkan keinginan sendiri berusaha tidak membaur dengan teman yang cenderung tidak sejalan perilakunya dengan saya. Namun saya tetap baik dengan mereka, terbukti ketika disuruh guru membuat satu kelompok pun, saya bersedia untuk belajar bareng.

Masing-masing individu memiliki cara tersendiri untuk memfilter pergaulan mereka dan semua kembali lagi ke diri masing-masing, mau membentuk pribadi yang seperti apa. Yang pasti di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, remaja paling mudah mengakses segala berita yang ia mau apakah berita itu berisi informasi yang positif maupun sebaliknya.

Ketika sudah melewati masa remaja, kita tidak akan bisa memutar waktu kembali sehingga pergunakan dan manfaatkan masa remaja kalian dengan sebaik-baiknya. Remaja sekarang identik dengan media sosial. Segala kegiatan sehari-hari biasanya diupload ke media sosial, begitu yang saya perhatikan tingkah laku remaja zaman now. 

Hal tersebut sah-sah saja asalkan tetap dalam batasan ya. Jangan nodai masa remaja kalian dengan perbuatan buruk sehingga membuat sedih orang tua.

Adakah dari kalian yang memiliki cerita unik di masa remaja ? Yuk, kita sharing di kolom komentar.



Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

27 komentar untuk "Tips Bergaul Di Masa Remaja"

  1. Bergaul memang harus ada etikanya. Jika di masa lalu pergaulan kita buruk di masa lalu, tidak terlambat untuk mengubahnya sejak sekarang.

    BalasHapus
  2. Bener banget, kalau punya teman yg berperilaku negatif, sebaiknya jangan langsung di jauhi. Lebih baik membatasi jarak. Bila perlu mungkin bisa kita rangkul ke arah yg lebih baik

    BalasHapus
  3. Pergaulan jaman sekarang nih yang bikin emak emak was-was. Bener banget kalau filter pergaulan itu penting, karena pengaruh lingkungan juga sangat mempengaruhi cara bergaul, positif atau negatif. PR buat emak2 yang punya abege.

    BalasHapus
  4. Sewaktu masih remaja aku juga sebenarnya bergaul dgn siapa aja. Tapi ada saja yg ngegrup. Aku pun jadi membentuk lingkaran pertemanan sendiri. Wajar sih kalo kita memang hanya bisa akrab sama beberapa orang aja.

    BalasHapus
  5. Aku pernah mbak pas SD, mutusin pakai kerudung kelas 3an kalo gak salah, dan bener dijauhin temen dong. Entah kenapa bisa begitu. Tapi seiring berjalannnya waktu, malah makin banyak yang Pake kerudung, sekarang sekolah SDku malah aturannya pakenya panjang dan berkerudung 😀 Alhamdulillah aku juga pilih pilih teman si mbak, kalo yang toxic aku batasin. Jadi yang positif ajah deh pertemanannya biar sehat 😬

    BalasHapus
  6. Menjauhi teman itu yang aku kadang sungkan, karena teman yg negatif itu juga kadang nyari teman yg bisa bawa ke hal positif

    BalasHapus
  7. Aku juga biasanya kalo temen udah ada sinyal2 negatif, udah jaga jarak pasti wkkwkw.

    BalasHapus
  8. wah semoga kita dan anak keturunan kita dijaga lingkungannya ya mbak..semoga sehat lahir batin fisik mentalnya aamiin

    BalasHapus
  9. Aku lupa sih pas remaja ngapain aja. Yang aku ingat mah aku lurus dulu. Sekolah, pulang. Kalau gak pulang, les. Gitu2 aja..

    BalasHapus
  10. aku banget mba,,, kalau udah terang - terangan ditolak masuk ke lingkungan tertentu, aku g mau memaksakan diri. Dan lebih memilih untuk mencari lingkungan lain yang menerima.

    BalasHapus
  11. Nggak hanya pas remaja juga, d lingkungan kerja juga banyak kok orang toxic. Kita memang kudu punya mentak yg kuat krn lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian. Apalagi kalau anak remaja, orangtua kudu perhatian tp nggak otoriter, bingung tuh, huhu

    BalasHapus
  12. masa remaja itu masa yang paling menyenangkan dimana kita benar-benar harus menemukan jati diri, memiliki cinta pertama, serta membuat keputusan besar untuk masa depan. lingkaran pergaulan sedikit banyak berpengaruh. jadi harus pintar memilih lingkaran pergaulan

    BalasHapus
  13. cerita masa remaja saya kayaknya biasa aja deh..nothing special hehe. dan iya waktu jaman saya sma dulu ada beberapa teman yang hanya bergaul dengan teman lain yang memiliki orientasi sama..jadinya cenderung gap-gap an gitu deh. menurut saya tips bergaul ini wajib disosialisasikan deh..supaya anak-anak lebih empati dan lebih mudah bergaul dengan lingkungan sekitarnya

    BalasHapus
  14. Jaman ku remaja. Ayahku tipe yang keras banget. Aku dikekang banget kak. Pulang sekolah jam tepat waktu. Izin main gabisa kalo ga bohong buat tugas. Kalo pas bagi raport ga dpt ranking aku dimarah. Hidupku dipenuhi dengan ketakutan gabsa jd yg baik versi beliau. Sampe sedewasa ini. Padahal aku bergaul sm anak anak dan lingkungan yg benar. Hidupku cma dipenuhi dengan teriak. Aku besar dengan teriakan dan pukulan kalo lagi dimarah. Membekas smp skrg, ngerusak mental.

    BalasHapus
  15. Jadi inget fase remaja ..fase dimana adanya main dan sekolah .. hehehe ..emang bener mbak sebisa mungkin anak di arahkan mempunyai lingkungan pertemanan yang baik supaya mempunyai value kehidupan baik pula kedepannya..

    BalasHapus
  16. tips bergaul berlaku juga untuk yang sudah dewasa juga sih ya, apalagi saat remaja dimana masih mencari jati diri , masih galau-galauan, hang out sana sini biar banyak teman dan lain sebagainya, memang harus di filter dari masa remaja untuk bergaul yang sehat dan baik, jadi pas dewasa gak gampang terikutan ke hal-hal yang aneh. Apalagi zaman now internet / media sosial udah jadi ajuan juga tuh

    BalasHapus
  17. Usia remaja kata orang memang usia rawan. Sukses melewati usia remaja, maka sukses pada usia dewasa. Pada usia remaja, mereka butuh eksistensi, butuh pengakuan. Jika di rumah atau di sekolah mereka tidak mendapatkan nya, remaja tersebut akan mencari di tempat lain, yg bisa jadi tempat tersebut salah dan rusak.

    BalasHapus
  18. Setuju banget sista dengan semua ulasan di atas. Jangan pernah memandang status dalam bergaul dan bergaul dengan beragam level perekonomian seseorang mengajarkan kita tentang makna hidup secara tidak langsung

    BalasHapus
  19. Aku lebih menyukai perilaku anak remaja saat aku masih bersekolah dulu, bertata krama dan tau batasan dan pastinya sangat menghormati orang tua.
    Beda dengan remaja masa kini, lebih mementingkan perilaku masa bodoh ketimbang nasehat orang tua. Tentu sebagai orang tua ingin memberi anak yang terbaik ketika ada hal yang melenceng dari anaknya.

    BalasHapus
  20. Masa remaja memang masa yang paling krusial. masa-masa yang paling indah ini akan sangat disesali kalau dijalani dengan salah bergaul. Dan biasanya hal-hal yang menjadi pelajaran berharga saat remaja akan kita beritahu untuk anak kita sebagai nasehat ya kak

    BalasHapus
  21. Kalau ingat masa2 muda (smp-sma dan kuliah) suka ketawa2 sendiri...secara lumayan banyak memiliki teman juga sich kak... dan beberapa masih aktif komunikasi sampe sekarang

    BalasHapus
  22. Saya dulu zaman sekolah cendurung anak yg suka banget bergaul, temenan sama siapa aja. Dari yang pinter banget sampe yang bandel banget. Tapi saya cenderung lurus dibanding bandel. Karena ibu saya galak wkwkwk. Jadi gak berani macem-macem di sekolah.

    BalasHapus
  23. Aku dulu sekelas hanya berdua yang berjilbab kak, dan itu bisa kaya menjadikan kita lurus jalannya. Masa iya berhijab tapi main kemana-mana. Sekali bolos ding pas ada konser so7

    BalasHapus
  24. Sampai sekarang malah, kak. Aku masih melakukan Menjauhi Teman Yang Perilakunya Buruk. Biar enggak capek hati dan jiwa. Karena pasti melelahkan banget

    BalasHapus
  25. Paling harus dijauhi memang toxic people ya, kak. Bisa bikin hati jadi ikut2an kesel, jadi paling bagus memang dihindari

    BalasHapus
  26. Bener nih, pepatah kalo berteman tanpa pandang bulu itu udah gak berlaku zaman sekarang. Sekarang salah gaul dikit aja udah berabe.

    BalasHapus
  27. Ah... jadi menengok ke belakang, teringat dulu masa remaja habis untuk merantau, bekerja, cari uang dan uang. Huhu.

    BalasHapus