Baik Di Mata Manusia Belum Tentu Baik Di Hadapan Tuhan



Jagalah Batinmu


Halo konco blogger dimanapun kalian berada, apa kabarnya nih. Semoga blogger semua selalu tegar dalam menghadapi segala rumitnya persoalan hidup. #eh

Surabaya saat ini sedang hot-hotnya loh, tapi gak mungkin donk aku menghindar dari teriknya sinar matahari Surabaya. Kalau dari teriknya ucapan Bu Tedjo sih aku masih bisa menghindar, weka weka weka.

Mari Berdamai Dengan Perbedaan Antar Manusia


Konco blogger, pernah gak sih kalian menemukan seorang kawan yang berbeda dari kawan-kawan lainnya ? Misalnya di antara kawan konco blogger ada yang pendiaaamm sekali sampai-sampai hampir tidak punya teman. Punya teman pun cuma hitungan jari, jangan-jangan cuma punya satu teman. Dan kebetulan kawan konco blogger tersebut memang tidak suka bergaul kecuali hanya untuk formalitas seperti belajar kelompok misalnya.

Lalu jika konco blogger memiliki seorang teman perempuan dimana telah menikah dan menjadi seorang istri yang kebetulan sampai di usia pernikahan cukup lama belum juga memiliki keturunan. Hal ini pasti sedikit menimbulkan rasa tidak percaya diri apalagi ketika harus berkumpul dengan teman masa sekolah maupun kuliah. Karena ketakutan akan pertanyaan "kapan punya anak", "sudah hamil belum" menimbulkan rasa minder si perempuan tersebut.

Kedua contoh diatas mungkin banyak kita temui di sekitar kita. E tapi contoh kedua sepertinya jarang banget yak. Aku melihat banyak perempuan yang sudah menikah tak lama langsung hamil dan melahirkan. Entahlah mungkin sawang sinawang saja ya, padahal tanggung jawab ketika memiliki buah hati lebih berat lagi.

Bagi kita sebagai masyarakat yang mungkin sedang bersinggungan dengan tipe-tipe individu seperti diatas, jangan langsung melabeli mereka dengan stigma negatif. Percayalah, lama kelamaan Kesehatan mental kita akan terganggu manakala hanya melihat segala sesuatu dari luar saja. Mungkin mereka tidak ingin terlahir sebagai pribadi yang terlalu amat sangat pendiam dan juga para wanita yang belum atau tak berketurunan tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa mereka akan ditakdirkan tak memiliki anak.

Mereka sesungguhnya ingin seperti manusia normal pada umumnya. Tak jarang dari mereka berusaha melakukan Self healing tanpa kita ketahui. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan sebagai self healing diantaranya :

  • Menulis
  • Mengunjungi panti asuhan untuk melihat bahwa masih banyak di luar sana anak-anak yang memerlukan bantuan meskipun bukan dari rahim perempuan yang telah menikah

Mengapa aku bisa menjelaskan bagaimana self healing yang bisa dilakukan oleh kedua individu diatas karena diri ini merupakan salah satu dari yang telah aku tulis.


Yuk, ceritakan self healing versi kalian di kolom komentar agar kita bisa saling sharing.

Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

10 komentar untuk "Baik Di Mata Manusia Belum Tentu Baik Di Hadapan Tuhan"

  1. Self-healing saya sebetulnya ada dua, antara internal atau eksternal, mba. Kalau internal ini gak mempan untuk membuat saya merasa "heal", baru saya ajak diri saya ke faktor eksternalnya. Kurang lebih sama seperti mba, faktor internalnya sendiri saya berusaha melakukan apapun yg suka, semisal cover lagu/karaoke, menulis (biasanya topik yg ringan-ringan dulu), dan membuat puisi. Sementara eksternalnya sendiri saya pakai untuk jalan keluar, minimal pergi ke toko buku, atau sekadar keliling kota untuk melihat suasana sekitar. Biasanya kalau sedang berjalan-jalan begitu, mata saya akan jd lebih terbuka dan tersadarkan kalau diperlihatkan sama anak-anak yg mengais untuk makan di jalan, bahkan masih ada yg pake seragam, atau liat ibu2 gendong anaknya sambil ngemis, dll. Bukan karena saya ingin melihat kesedihan orang lain sebagai kesenangan buat saya, hanya saja saya akan merasa jadi lebih bersyukur dan justru memiliki kesadaran untuk berbagi dengan mereka, semacam ditampar sebab saya yang hobinya melihat ke atas terus:').

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba self healing itu berbeda beda setiap orang tergantung kenyamanan. Semangat utk kita berdua mbaaa. Peluk***

      Hapus
  2. Sama mbak saya juga self healing dengan cara menulis. Karena saya orangnya pendiem jadi lebih suka mengeluarkan segala uneg-uneg dan keresahan lewat tulisan. Hanya jadi rahasia saya dan Allah.
    Melihat orang-orang yang berada di bawah kita emang bisa bikin merasa lebih bersyukur, bahwa kita masih lebih beruntung. Kalau nggak bisa lihat secara langsung bisa juga lihat lewat youtube😊

    BalasHapus
  3. aku rasa menulis adalah cara aku untuk self healing, terkadang juga pergi melihat daerah lain atau traveling.
    dengan menulis, aku bebas berekspresi tanpa dibatasi jumlah karakter dan juga bisa berbagi dengan teman teman yang lain

    BalasHapus
  4. Saya dulu kok cuek banget ya ada yang nanya, "kapan nikah?" Paling tak jawab, "kalo udah ada yang ngelamar." Dah gitu.

    Ndilalah, udah nikah usia dewasa, eh belum punya anak sampek tahunan, kembali ditanya, "belum punya anak?"

    "Ntar juga punya."

    Untuk self healing, ada yang sedang saya upayakan, tapi beda kasus. Yah salah satu cara ya dengan menuliskannya.

    BalasHapus
  5. ya ampun mba kok relate banget sih? aku juga lagi ngulik banget soal self healing nih, aku tuh belakangan ini self healing nya main boxing sama nulisin unek-unek di kepalaku, dan berencana buat bikin podcast bawain cerita2 yang sekiranya bisa nyalurin emosi aku :)

    BalasHapus
  6. Pertama mau peluk dulu Mbak Maria...semoga sehat selalu ya
    Self healing yang dipilih tepat, Mbak..Aku sarankan juga misalnya ada hobi lainnya kita bisa lakukan. Apa memasak, nanam bunga atau sayur, menjahit, merajut...melakukan apa yang kita sukai untuk mengalihkan beban pikiran sehingga tercipta energi positif dari sana.
    Aku termasuk yang memilih self healing dengan menulis..Dan it works memang
    tetap semangat ya mbak!!

    BalasHapus
  7. Kalau sy self healing dng menulis mba..dan jika lagi down bngt selalu sy ingat tujuan akhir setiap manusia nanti jg pulang jadi fokus saja cari jln pulang...untuk urusan dunia serahkan kembali ke Tuhan jika ada keinginan kita yg blm terkabulkan karena Tuhan lebih tau apa yg kita butuhkan..tetap kuat dan semangat ya Mbak Maria

    BalasHapus
  8. Banyak banget yang main ke toko kami sepasang keluarga yang belum mempunyai keturunan. Sembari ngejelasin produk, beberapa kali saya senantiasa sematkan motivasi dan support buat mereka dengan bersabar. Kadang pertanyaan tentang keturunan bisa sangat menggoyahkan sekali mbak.

    Self healingnya produktif banget mbak. nulis hal hal bermanfaat seperti ini.
    Semoga jadi jalan kebaikan..

    BalasHapus
  9. aku masih struggle banget sama self healing mba, butuh bantuan dari orang. maish belajar terus mengendalikan diri juga

    BalasHapus