Menjadi Viral, Perlukah ?

Menjadi Viral



Sekarang ini kata viral menjadi trend seketika. Ada kisah yang unik sedikit, kita ambil fotonya lalu di viralkan. Salah satu contoh kisah driver online yang sepeda motornya dicuri kemudian di viralkan di beberapa media sosial. Dampak positifnya selebgram Awkarin memberikan bantuan dengan membelikan si driver sepeda motor baru agar bisa mencari nafkah kembali untuk keluarga tercinta. 

Apa Pentingnya Menjadi Viral ?


Penjual rujak cingur di Surabaya seketika menjadi viral manakala rujak cingur yang dijualnya menjadi trending di Youtube. Bukan karena paras cantik si penjual, namun harga rujak cingur yang bisa dibilang tidak murah untuk ukuran kaki lima. Belakangan diketahui keuntungan hasil penjualan rujak itu dibuat untuk pengobatan cuci darah sang suami. Begitu mengharukan bukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), viral memiliki arti menyebar luas cepat seperti virus. Turunan dari kata viral adalah memviralkan yang memiliki arti membuat sesuatu menjadi cepat tersebar luas. Maka jika diartikan menurut definisi saya pribadi, sesuatu kejadian dianggap viral manakala kejadian tersebut dianggap unik dan diketahui oleh seseorang atau sekelompok orang lalu disebarluaskan melalui pesan berantai seperti media sosial.

Suatu kejadian yang viral di masyarakat pasti memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya jika berkaitan dengan peristiwa kehilangan maka informasi akan cepat menyebar dengan luas ke masyarakat. Sebagai contoh fanpage E100 yang ada di media sosial Facebook sering membagikan peristiwa kehilangan kendaraan bermotor atau lansia yang pergi dari rumah dan belum kembali berhari-hari dikarenakan tidak tahu jalan pulang. Banyak netizen yang turut berpartisipasi menyebarkan berita kehilangan itu. Akhirnya dalam beberapa kasus seorang lansia dapat ditemukan kembali oleh keluarganya berkat bantuan netizen yang saling menyebarkan informasi kehilangan tersebut.

Selain dampak positif, peristiwa viral yang terjadi di masyarakat juga ada sisi negatifnya. Kita ambil contoh mengenai kasus "ikan asin" yang menimpa salah satu artis Indonesia. Walau para pelaku pencemaran nama baik sudah di laporkan ke pihak yang berwajib akan tetapi jejak digital tidak dapat dibohongi. Terbukti anak dari artis yang dijuluki "ikan asin" tersebut sempat mengalami pembulian di sekolahnya yang mengakibatkan si anak sempat tidak mau masuk sekolah. Begitu dahsyatnya kejadian atau berita yang di viralkan oleh netizen sehingga membuat sang artis yang merupakan korban masuk rumah sakit karena kesehatannya yang menurun.

Dari beberapa peristiwa di atas banyak hikmah yang dapat kita petik. Bahwa tidak semua peristiwa harus di viralkan. Jika mampu membawa kemaslahatan untuk umat manusia maka bolehlah untuk dibuat viral. Sebaliknya jika merugikan segelintir masyarakat ada baiknya kita sebagai warga negara yang baik menimbang-nimbang mudharat atas kejadian tersebut.

Sumber data : Dikutip dari berbagai sumber
Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

18 komentar untuk "Menjadi Viral, Perlukah ?"

  1. di era ini informasi tersebar lebih cepat ya kak

    BalasHapus
  2. Smoga kita bisa bijak mengambil hikmah darisetiap peristiwa

    BalasHapus
  3. Smoga kita bisa bijak mengambil hikmah darisetiap peristiwa

    BalasHapus