Menemukan Kebuntuan Dalam Menulis

Buntu


Sepertinya saya sedang berada di masa-masa kritis menciptakan tema menulis yang akan saya jadikan setoran tulisan di grup One Day One Post. Entahlah, memasuki pekan ke lima untuk menulis dibawah pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat saja rasanya sulit sekali. Alhasil saya sudah beberapa hari ini setor tulisan di atas pukul 17.00 WIB. Bukan karena pekerjaan yang menumpuk lantas saya jadikan alasan tapi memang benar-benar seperti kehabisan ide.

Menemukan Kebuntuan Dalam Menulis


Awal-awal bergabung di ODOP sesibuk-sibuknya saya selalu menyempatkan diri menulis walau hanya sebaris dua baris. Lalu saya mulai menganalisa apakah yang sedang melanda diri saya ini sebagai sesuatu yang perlu di kuatirkan. Apakah saya berada pada yang namanya writer's block dimana mendapati kebuntuan untuk menulis. Menurut sumber dari kompasiana.com , writer's block memiliki pengertian keadaan di mana seorang penulis tidak dapat menuangkan segala idenya ke dalam tulisan. Pikiran menjadi buntu, otak terasa kaku, seolah ada yang menghalangi keluarnya gagasan. Jika memang demikian alangkah berbahayanya untuk saya yang sedang belajar menjadi penulis.

Akan tetapi saya kemudian berpikir, jika saya sedang mengalami writer's block, mengapa saat ini saya tetap mampu menulis walau tanpa ide-ide cemerlang ? Mengapa saya sebut ide-ide cemerlang, karena biasanya saya bisa mendapat ide dari apa saja yang ada di sekeliling saya. Bukan bermaksud hiperbola atas apa yang saya lakukan tapi memang kadang tulisan-tulisan saya bersumber dari hal yang tidak penting-penting amat.

Analisa saya yang lain adalah apa saya hanya sedang jenuh saja ya sehingga berat rasanya untuk memulai menulis walau dengan tema ringan. Entahlah, ada saja alasan saya dan biasanya alasan terbesar tidak bisa atau tidak sempat menulis adalah karena pekerjaan. Saya sempat berpikir apakah teman-teman satu perjuangan di komunitas ODOP juga merasakan hal yang sama dengan saya ? Jika sama, artinya memang ada yang harus di ubah dalam pola-pola menulis kami. Mungkin kami perlu sedikit refreshing, mencari suasana baru dan lain sebagainya. Namun jika hanya saya saja yang merasakan kebuntuan itu artinya kesalahan terletak pada diri saya dan harus di perbaiki sesegera mungkin.

Pada akhirnya semua perubahan yang ingin kita lakukan sejatinya kembali ke diri kita sendiri. Termasuk pada diri saya yang saya rasakan dimana saat ini berada pada grafik turun dimana sedang malas untuk menulis. Tanda-tandanya bisa dilihat seperti jam setoran tulisan yang semakin malam, bahasa yang tidak sesuai kaidah dan cenderung asal-asalan.

Perjuangan untuk meraih sesuatu yang kita inginkan memang sejatinya penuh duri, begitu pula dengan saya yang sangat ingin dapat mewujudkan cita-cita menjadi penulis. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi teman-teman yang membaca agar pada saat sedang merasa di titik terendah dalam menulis tidak langsung patah semangat.


Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

15 komentar untuk "Menemukan Kebuntuan Dalam Menulis"

  1. Ya mbak. Writer's block emang jadi kendala penulis. Tantangan juga sih^^ So, semangat mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kita sama-sama berjuang. London jangan sampai ada yang tereliminasi

      Hapus
  2. Bener mba... aku pun demikian, kalo udah capek tuh males nulis...

    BalasHapus
  3. Kelihatannya aq juga mulai mengalami masa itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita sama-sama berjuang ya mbak. Semangat menulis

      Hapus
  4. Sering ngalamin itu mbak,sampai tengah malam masih belum setor tulisan, kdang numpuk utang juga😥

    BalasHapus
  5. Akuniuga, jadi ngutang banyak setoran akibat kehilangan mood

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajar mbak. Namanya mood naik turun. Semangat ya. Semoga kita bisa lolos semua. Aamiin

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Mb Maria hebat ,ide buntu tapi masih nisa nulis
    Saya juga ngalami hal serupa
    Terima kasih mbak telah berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga hebat kok mbak. Pengalaman pribadi buat sharing ke teman2. Makasi ya mbak, semangat mbak.

      Hapus