Inilah Jati Diriku Sebenarnya

 
Jati diri manusia


Sebenarnya apa sih jati diri itu? Semacam identitas yang muncul dalam diri seseorangkah? Saya sendiri pun masih belum paham sejauh ini. Banyak bertebaran kalimat di luar sana yang membahas jati diri. Ada kalimat yang bilang begini "pantas saja anak itu nakal, dia belum menemukan jati dirinya". Apa iya jati diri itu harus ditemukan? Kalau sampai setua saya belum menemukan, lalu apa yang harus dilakukan ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jati diri memiliki makna gambaran atau keadaan khusus seseorang seperti identitas, jiwa, semangat dan daya gerak dari dalam.

Pastinya setiap individu memiliki jati diri yang tidak sama satu dengan lainnya. Bahkan saudara kembarpun belum tentu sama. Nah lalu apakah dalam prosesnya menemukan jati diri seseorang harus mengalami berbagai konflik dan perjalanan? Pastinya hanya orang tersebut yang bisa menjawabnya.

Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa jati diri itu tidak perlu dicari karena sejatinya sudah ada di dalam diri serta jiwa seseorang. Hanya saja kemungkinan seseorang tersebut tidak merasa bahwa telah memiliki jati diri. Nah lo, mumet kan? Hehehe, yuk ah jangan mumet mari kita selami ke dalam diri masing-masing saja.

Bagaimana Proses Menemukan Jati Diri 

Saya sendiri mungkin ketika menulis tentang tema ini masih bingung dengan jati diri sendiri. Namun setelah membaca beberapa referensi mungkin bisa sedikit saya deskripsikan bagaimana proses menemukan jati diri tersebut. Yang pasti ternyata jati diri saya telah ada bertahun-tahun lalu namun baru dapat diungkapkan melalui tulisan pada saat ini.

Berikut mungkin beberapa hal yang telah saya gali dalam diri sendiri mengenai jati diri:
  • Menemukan potensi positif dan membuang jauh-jauh energi negatif jika ada.
Tak semua manusia mampu melihat potensi dalam diri sehingga yang ada dia menghabiskan waktu secara percuma. Jika telah sadar akan potensi diri maka segera cari peluang apa yang bisa diraih dari potensi tersebut.

Saya pribadi pun baru bisa menggali potensi menulis di saat usia yang tidak muda lagi. Sempat ada penyesalan mengapa tidak dari dulu saya menulis, namun apa guna penyesalan jika tidak disertai usaha kerja keras. Bersyukur sekali selama hampirdua tahu ngeblog, saya sudah menulis ratusan artikel dan memiliki 4 blog yang kesemuanya aktif saya isi.

Terkadang saya berpikir apakah dengan keluar dari pekerjaan saat ini merupakan suatu bentuk penemuan jati diri. Bagi saya saat ini lingkungan kerja membawa pengaruh toxic yang luar biasa. Tak ada kenyamanan dalam bekerja, selalu ingin pulang sebelum waktunya dan engga bercanda dengan teman kerja merupakan tanda saya harus resign sepertinya.

Potensi positif itu mungkin harus saya paksakan untuk keluar dari dalam diri saya meski itu menyakitkan. Menyakitkan karena 10 tahun bekerja di kantor yang sekarang namun seperti tak ada kenangan manis yang menghampiri.
  • Berusaha tidak membuang waktu, caranya yaitu mengisi hari-hari dengan kegiatan bermanfaat.
Kita sering tidak sadar ketika banyak membuang waktu misal berselancar di dunia maya tanpa tujuan jelas. Tetapkan aktivitas hidupmu untuk sesuatu yang bermanfaat. Ambillah waktu luang secukupnya, jangan dibuat terlena oleh aktivitas yang mungkin tidak menghasilkan.

Menghasilkan disini bukan identik dengan uang, namun segala sesuatu yang bermanfaat untuk hidup kita di kemudian hari. Jika membaca buku dapat membuat wawasan kalian bertambah luas, maka wawasan yang luas itulah yang akan bermanfaat untuk hidup kita di kemudian hari.

Saya mengakui sekali sebelum mengenal dunia blog, banyak waktu terbuang percuma. Entah itu hanya scrolling media sosial sambil rebahan, dan banyak hal yang dirasa membuang waktu.

Saat ini saya berusaha menjadi sosok yang lebih menghargai waktu terutama ketika di rumah dan tidak banyak mengerjakan apapun.

  • Memilih teman yang tidak memberikan dampak negatif namun justru bisa saling memberi motivasi.
Lingkungan yang toxic kurang baik bagi kesehatan mental. Saya pribadi pernah mengenal teman yang begitu toxicnya. Perlahan saya menjauh namun tetap tidak memutus tali silaturahim. Kita pasti punya dunia sendiri yang tidak perlu dicampuri oleh orang lain meskipun itu punya hubungan dekat.

Kalau ditanya, kok bisa menjauh tapi tidak memutus tali silaturrahim? Bisa saja asal kita mau tegas terhadap teman-teman yang toxid tersebut. Mungkin sebagai orang Jawa akan merasa tidak enakan atau sungkan terhadap teman atau kerabat sehingga mau tidak mau harus mengiyakan ajakan mereka.

Namun bagaimana jika ajakan tersebut tidak sesuai hati nurani kita? Yang ada justru pergolakan batin kan. Kalau saya pribadi, lebih baik bergaul dengan orang-orang yang seirama saja. 

Ternyata lingkungan toxic tidak hanya datang dari teman pergaulan namun dari lingkungan kantor pun bisa. Ketika menambahkan beberapa kalimat dalam tulisan ini yaitu akhir Oktober 2021 banyak sekali yang saya alami akibat rasa tidak betah karena lingkungan kerja.

Saya berusaha bertahan karena masih membutuhkan uang untuk nafkah sehari-hari. Masih ada 2 bulan menuju tahun 2022 dan saya  harus mempertimbangkan betul-betul apakah harus keluar dari perusahaan yang telah membesarkan saya selama ini.

  • Menerima orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihan
Ketika sudah melakukan 3 hal diatas, lambat laun kita bisa lebih "nrimo" dalam hidup ini. Tak perlu ngoyo akan hal-hal keduniawian yang tak jelas. Legowo dengan hidup sambil terus berikhtiar tanpa lelah. Jadikan orang-orang yang berseberangan denganmu sebagai kawan dan pandanglah sisi positifnya.

Kekurangan teman yang ada saat ini jangan lantas membuat Anda menjauhinya. Carilah terlebih dahulu sisi positifnya dan jika sampai pada titik jenuh Anda belum menemukan sisi baik dari teman tersebut, Anda bisa memilih untuk pergi meninggalkannya dan mencari teman baru yang lebih baik dalam memberi support satu sama lain. 

Proses menemukan jati diri itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada kalanya sebagai manusia kita merasa lelah dan ingin tidak memikirkan hal-hal akan masa depan. Namun sebaiknya rasa lelah itu jangan terlalu lama.

Terkadang saya miris manakala mendapati seorang teman yang hanya mau mendapat keuntungan pribadi dari berteman dengan saya. Saya pun sebenarnya marah dengan kondisi tersebut. Namun pada akhirnya saya kembalikan lagi bahwa Tuhan punya cara tersendiri untuk menyayangi hamba-Nya.

Penutup

Bagi kalian yang mungkin sampai saat ini belum menemukan jati diri, sebaiknya bisa menemukan secara perlahan dengan lakukan instropeksi. Tujuannya agar mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu pula kalian akan mudah berdamai dengan diri sendiri apabila sudah melakukan evaluasi akan kelebihan dan kekurangan sendiri.

Tidak perlu terburu-buru mencari tahu jati diri kita yang sebenarnya karena bisa jadi jati diri itu tak perlu dicari. Pendapat masing-masing orang berbeda, maka Anda tidak perlu untuk mempermasalahkannya. 

Mari kita berbuat lebih baik lagi dalam hidup ini. Mumpung masih diberi usia dan kondisi fisik yang sehat maka tanamlah kebaikan dengan pupuk kesabaran serta ikhlas.

Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

Posting Komentar untuk "Inilah Jati Diriku Sebenarnya"