Berteman Ada Adabnya (Bagian 2)

 

Adab Mengenal Orang Baru


Berteman ada adabnya ? Harus donk ya. Kalau tidak memiliki adab, maka kita bisa sembarangan memperlakukan teman atau bahkan sahabat sendiri. Seperti yang diceritakan oleh blogger Balikpapan bernama Mbak Aisyah Dian mengenai cara agar lolos dari pusaran masalah teman. Setelah saya baca tips beliau, ternyata memang berteman itu juga ada ujian tersendiri entah konflik karena kesalahpahaman, provokasi pihak ketiga, masalah pinjam meminjam barang juga uang, maupun sumber lainnya yang bisa memicu kerenggangan dalam hubungan pertemanan.

Saya ingin bercerita sedikit mengenai rasa kapok yang telah saya alami dalam berteman. Saya dari remaja memang tidak punya teman dekat atau sahabat yang suka jalan bareng. Teman sekolah saya anggap teman biasa. Kalaupun jalan atau belajar bareng, saya anggap itu suatu hal yang lumrah dalam setiap pertemanan.

Ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi saya mengenal seseorang yang cukup baik. Sampai lulus kami berhubungan cukup instens. Menurut saya beliau ini cukup baik, sampai pada akhirnya saya menyadari bahwa diri saya sepertinya hanya dihubungi jika dibutuhkan olehnya. Teman ini kadang cenderung memaksa untuk bertemu dengan saya di saat saya sedang banyak-banyaknya pekerjaan atau sedang tidak ingin bertemu orang lain. Maklum yah, saya ini sangat amat introvert sekali sehingga kalau saya sedang tidak ingin bertemu orang ya sudah, tidak akan pernah ada yang namanya negosiasi.

Sampai akhirnya ada suatu masalah yang menurut saya prinsip sekali mengganggu hubungan pertemanan kami dan saya putuskan untuk tidak berhubungan sebagai seorang teman dengan beliau. Bahkan nomor Whatssapp beliau saya blokir sampai waktu yang tidak bisa saya tentukan. Namun saya membiarkan beliau masih menjadi friend list saya di Facebook. 

Baru Mengenal Orang Baru ? Begini Sebaiknya Yang Harus Kita Lakukan

Jika kalian baru mengenal seseorang, entah itu di lingkungan kerja, pendidikan maupun lingkungan lainnya maka hal-hal yang sebaiknya kalian lakukan antara lain :

  1. Berkenalan selayaknya mendapat teman baru.
  2. Batasi pertanyaan seputar hal-hal pribadi.
  3. Jika baru beberapa minggu berteman, saya sarankan tidak terlalu dekat dan menceritakan permasalahan pribadi kita kepada teman baru.
  4. Jika sudah lama menjalin pertemanan dengan seseorang, juga perlu menjaga batasan yaitu jangan mencampuri terlalu dalam urusan privasi teman seperti menanyakan jumlah gaji, keturunan dan lain sebagainya. 

Adapan ketika kita didekati atau bahkan diajak pergi bareng oleh seorang teman di lingkungan kerja, pendidikan maupun lingkungan lainnya sedangkan kita merasa tak nyaman dengan orang tersebut, maka berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami sebaiknya langkah yang kita ambil adalah :
  • Berusaha menolak dengan halus dan memberi alasan yang masuk akal.
  • Jika teman kita menghubungi terus menerus, ada baiknya sesekali kita tidak angkat telepon darinya
  • Jika sudah sampai pada batas kesabaran kita, maka bagi saya sah-sah saja untuk memblokirnya dari kontak di buku telepon baik itu Whatssapp maupun selular.
  • Yang terakhir bagi saya itu penting bahwa silaturahmi harus tetap berjalan. Kita boleh menghindari seseorang yang mungkin tidak selaras dengan kita namun hubungan pertemanan tetap harus dijaga. Seperti yang terjadi pada saya dimana masih satu grup whatssapp kampus dengan teman yang dihindari.
Kita tentu tidak ingin memiliki teman toxic yang selalu mengejar-ngejar kita jika ada maunya saja. Hidup perlu keseimbangan, selain mendengar keluh kelas orang lain adakalanya kita juga ingin curhat kepada orang yang mengeluh pada kita. Selain itu pula jangan nilai segala sesuatu dengan uang, karena pada sebagian orang berusaha "membeli" teman agar mau menuruti seluruh keinginannya. Duh, engga banget deh kalau saya ini mah.

Kalau kalian bagaimana ? Pernah tidak punya pengalaman seperti saya ? Yuk bagikan di kolom komentar.




Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

15 komentar untuk "Berteman Ada Adabnya (Bagian 2)"

  1. Kalo ingin lihat seperti apa seseorang, maka lihat dengan siapa ia berteman. Sepakat dengan artikel ini.

    BalasHapus
  2. Belum pernah sih kak dapet temen baru yang ngebet banget kayak gitu. Tapi saya dengan teman lama pun sebisa mungkin menjaga adab agar tidak menjadikan hubungan bermasalah.

    BalasHapus
  3. Saya termasuk yang banyak blokir kontak teman. Karena alasannya sama, toxic. Seringnya alasan suka japri nyebar aib orang. Dan aku termasuk yang ngga suka kaya gitu. Jadi yaa banyak yang aku blokir

    BalasHapus
  4. Wah bener mbak Maria ..berteman itu kadang ada aja drama nya,,saya sering pake banget di perlakukan baik di depan ehh di tusuk dari belakang..ya mungkin itu sdh tabiat dari lahir mereka hehehe..solusinya jauhi sajalah..

    BalasHapus
  5. wah bener banget ini kak Kalau ingin lihat seperti apa seseorang, maka lihat dengan siapa ia berteman

    BalasHapus
  6. yes berteman itu memang ada adabnya, kadang yang bikin gemes itu kita enggak tahu salahnya apa tiba-tiba dimusuhi dan sampai di block semua sosmed wkwkwk. tapi gamau japri bilang kenapa kalo gak dijapri duluan, gemes banget. malah curhat wkwkwk.

    BalasHapus
  7. segala sesuatu memang ada adabnya ya mbak maria...apalagi berteman..skrg pun jadi pilah pilih teman eh lebih tepatnya seleksi alam ya

    BalasHapus
  8. Berteman memang ada adabnya , makanya aku selalu biasa aja sih kalau berteman, terserah aja mau diomongin apa wkwkw.

    BalasHapus
  9. Setuju sekali mbak, tapi sekarang saya sedang berusaha banget untuk membiarkan orang yang penting saya tidak. Semoga kita-kita terjaga agar menjadi teman yang baik ya kak

    BalasHapus
  10. Memilih teman sejati nya jangan pilih berdasar ststus sosial, tapi memilih teman karena sifatnya yang bikin kita kesal gak apa dong ya. Apalagi kalau ada teman muncul pas kita lagi senang, pas susah gak ada. Ya baiknya bye aja teman kayak gitu

    BalasHapus
  11. Saya juga gitu, berteman kalo tidak nyaman ya gak usah deket deket. Kalo dihubungi terus terusan mending blokir

    BalasHapus
  12. Makin bertambah usia, makin sedikit teman. Nah yg sedikit itu justru yg berkualitas pertemananku.

    BalasHapus
  13. Saya juga mulai ngerasain makin ke sini temennya makin dikit, tapi ya yang diseebutin di atas itu bener semua, berteman kudu ada adabnya. Nice postingan kak

    BalasHapus
  14. Kalau aku sering dihubungi, maksa mau main ke rumah. Bukannya gak boleh, tapi sungkan aja ketika ia kerumah dan menawarkan produknya saya tidak ada dana dialokasikan ke pembelian itu. Itu gimana mbak? Hihihi

    BalasHapus
  15. Belum pernah sampai sejauh itu sich kak..sampai hari ini temen2 tau batasannnya saya pun demikian

    BalasHapus