Gerakan Membeli Dagangan Tetangga



Membeli dagangan tetangga ? Kenapa tidak. Saya pertama kali berkenalan dengan dunia dagang saat duduk di bangku SMA. Waktu itu kakak perempuan saya berkuliah di Yogyakarta dan meminta saya untuk menjualkan barang dagangannya yang diambil dari Yogyakarta. Tahu gak apa dagangan kakakku ? Yaitu barang-barang dengan merek DAGADU. Dagadu kalau bahasa Indonesianya memiliki arti "matamu", pisuhan yang biasa dilontarkan di kalangan warga Yogya. Kalau kita jeli, merek DAGADU adalah gambar mata. Unik ya, pisuhan saja bisa menjadi brand suatu produk.

Dagadu sendiri memproduksi beberapa barang antara lain sandal, tas dan kaos all size untuk laki-laki dan perempuan. Dagadu terkenal di era tahun 90an. Kakak saya melihat peluang usaha menjual merek Dagadu ini dengan jeli. Saya pun tak keberatan untuk menjual barang produksi Dagadu. Mulailah saya memberanikan diri membawa barang dagangan ke sekolah. Untungnya di sekolah tidak ada larangan siswa untuk berdagang di kelas.


Pertama kali yang saya tawari untuk membeli dagangan saya adalah teman-teman sekelas saya. Bak gayung bersambut, teman-teman langsung menyerbu dagangan yang saya bawa. Bahkan satu orang bisa membeli dua produk. Gak nyangka sebenarnya respon pertama mereka begitu antusias. Saya sebagai pedagang gak kalah antusias donk. Kebayang di depan mata adalah uang keuntungan hasil penjualan Dagadu.

Dari pengalaman yang saya dapat adalah, pertama kali memulai berniaga pasti yang disasar adalah lingkungan terdekat terlebih dahulu. Apakah itu teman kerja, tetangga atau bahkan saudara sendiri. Niat awal tentunya agar barang dagangan dikenal dulu nih di kalangan terdekat. Hal itu wajar sih menurut saya. Asal jangan ada pemaksaan lho ya dalam menawarkan dagangannya. Namanya usaha menawarkan ya wajar jika ada yang menolak. Seperti tulisannya Mbak Linda Puspita dimana ada kisah Sri si penjual daster yang menjualkan dagangannya tapi selalu ditawar terus oleh pembelinya. Please kita jangan seperti itu yah.

Yuk Mulai Membeli Dagangan Tetangga


Nah, kenapa tiba-tiba saya membahas mengenai gerakan membeli dagangan tetangga. Pasti ada alasannya donk ya. Suatu ketika semenjak pandemi corona ini muncul di kota tempat domisili saya, kok mendadak status WhatsApp teman-teman yang ada di daftar kontak hampir 70% berjualan online nih. Ada apa ya, batin saya kala itu. Saya pun mulai rutin membuka status teman-teman yang berjualan via status WhatsApp. Tetiba ada teman saya sebut saja namanya Mas Cahyo mengirim chat pribadi yang isinya menawarkan sambal buatannya sendiri. Mas Cahyo sendiri sebelumnya bekerja di salah satu biro perjalanan domestik. Kebetulan kantor saya menggunakan jasa beliau di saat liburan akhir tahun ke Bromo.

Gerakan Membeli Dagangan
Sumber Gambar : Pixabay

                                          

Setelah mengobrol lama via WhatsApp, akhirnya Mas Cahyo mengatakan bahwa travel tempat dia bekerja sementara tutup karena beberapa tempat wisata tidak beroperasi. Hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah karena dikhawatirkan akan menambah jumlah penyebaran virus COVID-19. Sehingga Mas Cahyo pun terkena imbasnya yaitu dirinya dirumahkan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Untuk menyiasati kondisi ekonomi pribadinya, Mas Cahyo berinsiatif membuka usaha sendiri. Kali ini berjualan sambal home made alias buatan sendiri pun dia lakoni, asal halal katanya.

Karena saya merupakan salah satu teman yang setia melihat status WhatsAppnya, akhirnya Mas Cahyo memberanikan diri menawarkan dagangannya kepada saya. Saya pun trenyuh ya dengan kisah Mas Cahyo ini. Walau hanya satu, namun saya akhirnya membeli dagangannya juga. Mas Cahyo tidak pernah tahu di balik keputusan saya membeli sambal buatannya, suami saya pun sedang terkena imbas pandemi ini yaitu dirumahkan juga, hehehe.

Setelah peristiwa membeli sambal buatan Mas Cahyo, tetangga saya mengunggah status WhatsApp, "Ayo beli dagangan tetangga" sambil dia posting beberapa jualan para teman dan tetangga lainnya dalam rangka membantu mempromosikan. Dan tetangga saya itu memposting kalimat "Ayo beli dagangan tetangga" di saat dia baru saja membeli dagangan saya juga. Kebetulan saat ini saya dan suami sedang mulai merintis usaha berjualan telur dan sembako di komplek perumahan dengan sistem layanan antar gratis sebagai cara untuk menyiasati suami yang sedang menganggur karena dirumahkan.

Alhamdulillah, masih ada individu-individu yang tergerak hatinya untuk membeli dagangan tetangga, teman dan saudaranya sendiri. Mungkin yang dibeli tidak seberapa namun tindakannya untuk membeli dagangan orang-orang terdekatnya merupakan suatu niat yang mulia menurut saya.

Insha Allah jika badai ini berakhir dan saya memiliki daya beli yang maksimal, akan saya lakukan hal yang sama kepada teman-teman yang juga saat ini sedang berjualan online.

Mulai sekarang, yuk galakkan gerakan membeli dagangan tetangga. Gak ada ruginya loh, malah membantu roda perekonomian rakyat berputar.

Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

17 komentar untuk "Gerakan Membeli Dagangan Tetangga"

  1. aku juga membeli dagangan temenku mbak, karena aku juga berpikir mereka pasti akan melakukan apa saja asal ada pemasukan karena kondisi saat ini, intinya saling membantu juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mbak. aku pun merasakan hal yg sama. sedih banget skrng karena pandemi semua orag terken dampaknya dan menebalkan telinga jika ada nyinyiran tetangga

      Hapus
  2. Seumpama ada teman atau tetangga yang jualan ya memang diusahakan buat beli di sana dulu sih.

    Semoga rejekinya berlimpah ya Mbak, dan usahanya terus laris manis.

    BalasHapus
  3. Saya juga sekarang berusaha untuk membeli sembako di warung kelontong dekat rumah. Juga untuk makanan siap saji atau frozen food pilih jualan teman dulu baru ke supermarket. Semoga usaha Mbak Maria juga semakin laris yaaa.

    BalasHapus
  4. Saya juga suka membeli dagangan dari orang2 terdekat atau teman2 terdekat, terutama yg lagi terdampak covid seperti skrg ini..

    BalasHapus
  5. Membeli jualan tetangga, setuju banget 👍

    BalasHapus
  6. Setuju Mbaa dg gerakan beli dagangan teman/tetangga ini biar ekonomi tetep muter d masa Pandemi
    Btw, baru tahu kalau Dagadu tuh bahasa misuh wkkk
    Dulu koleksi sy kaos2 merk Dagadu pdhl hahahaha
    G nyangka artiny itu hehe

    BalasHapus
  7. Kami di kampung pun demikian Mbak. Terlebih kami ini jauh ke minimarket, pasar dan toko besar lainnya, jadi kalau belanja, ya dari warung tetangga gitu.

    Kadang suka ada penjual keliling, kami kompak belanja dari mereka. Tujuannya yaitu sama, banyu saudara, tetangga dan orang terdekat, sebelum belanja ke tukang dagang besar yg pasti memiliki modal besar

    BalasHapus
  8. Benar sekali mbak. Membeli dagangan teman/tetangga bisa menjadi salah satu cara membantu mereka yang terimbas pandemi. Selain itu ikut menggerakan ekonomi masyarkat juga. Salut deh dengan mbak marita.

    BalasHapus
  9. Mbak. Mudah-mudahan dibukakan pintu rizqi yang halal, lancar, melimpah ruah barokah. Aamin.

    Minimarket di ujung jalan jadi godaan besar sih sebenarnya. Tapi tetep lah, kalau di warung tetangga ada, ya enggak usah ke minimarket lah.

    BalasHapus
  10. Konsep membeli dagangan tetangga atau teman itu bagus sekali, karena berdampak ke kita sendiri juga insya Allah. Dulu sebelum corona seolah yang dibeli ya brand terkenal saja, yang kaya dia saja. Kini konsep seperti ini jadi imbasnya ke kenalan kita, sekalian kita bersedekah

    BalasHapus
  11. Sebelum pandemi, kalo beli makanan online saya pasti hitung2 ongkir. Tapi sekarang, mana teman yang jualan, pesan aja, walaupun ternyata mahal ongkirnya.

    BalasHapus
  12. kalau di perumahan kakakku sampe2 buat grup wa buat jual beli dagangan sekompleknya emang, jadi saling membantulah ya..apalagi di pandemi gini banyak bgt karyawan yg dirumahkan

    BalasHapus
  13. Di alumni sekolahku juga lagi gerakan beli dagangan teman mba. Saling bantu promosikan jualan teman-teman gitu. Banyak yang kena efek pandemi, tadinya karyawan kantoran sekarang harus rela bikin masakan dan nawar-nawarin dagangannya kemana-mana. Senang ya kalau bisa bantu teman dan tetangga gitu, meskipun kita sendiri tidak termasuk orang yang berlebih.

    BalasHapus
  14. masa pandemi ini secara tidak langsung membuat orang-orang terasah kemampuan barunya ya, mbak. suamiku pun lagi nyoba usaha baru nih buat nambah-nambahin pemasukan keluarga

    BalasHapus
  15. Aku juga sejak pandemi ini rajin jajan dagangan teman. Bisa bantunya cuma begini, meski mungkin nggak terlalu berdampak.. tapi melihat kebahagiaan teman saat kita nglarisin rasanya ikut bahagia. Semoga mbak Maria dan keluarga tetap bakoh dalam menjalani pandemi ini ya. Tetap semangat mbak!

    BalasHapus
  16. Semenjak pandemi melanda kami sebisa mungkin belanja di warung atau dangangan teman, walau hanya sedikit mudah2an bisa membantu mereka.

    BalasHapus