Aku Dan Penerapan New Normal


aku dan new normal


Hampir semua pembahasan di timeline media sosial yang saya miliki membahas mengenai new normal. Entah itu memberi tips bagaimana menghadapi new normal sampai kemungkinan terburuk setelah new normal terjadi. Ya gak bisa dipungkiri juga setelah new normal diberlakukan, justru yang saya lihat tingkat kematian yang diakibatkan oleh covid 19 ini justru naik. Ngeri-ngeri sedap juga nih.

New Normal Harus Dihadapi


Sejujurnya sebelum fase new normal dan sesusah diberlakukannya new normal, hampir tidak ada yang berubah dalam hidup saya. Maklum saja, selama tiga bulan sejak datangnya corona saya tetap bekerja seperti biasanya dengan durasi yang sama. Yang membedakan adalah di saat puasa ada pemotongan jam kerja sebanyak satu jam, dan itu terjadi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi bukan karena pandemi ini ya, teman-teman.

Jika saya tetap bekerja seperti biasa, maka suami berlaku kebalikannya. Dia sudah hampir dua bulan ini dirumahkan karena bandar udara sempat tidak diperbolehkan mengangkut penumpang. Saat new normal berlangsung pun, belum ada kepastian kapan bandara akan beroperasi kembali. 

Dengan tidak bekerjanya suami untuk sementara waktu tentu saja mempermudah saya ketika pergi kerja karena Surabaya sempat memberlakukan PSBB selama kurang lebih satu setengah bulan. Saya yang biasa menggunakan ojek online sebagai moda transportasi ketika berangkat kerja tentu akan kebingungan manakala ojek online tidak diperbolehkan mengangkut penumpang di masa PSBB. Untungnya ada suami yang siap antar jemput istri kerja. Lumayan bisa mengirit bukan, hehehe.

Baiklah, kembali kepada pembahasan new normal yang bagi saya tidak membawa perubahan yang signifikan bagi hidup kami. Namun perubahan tetap terjadi apalagi di saat mengetahui virus covid 19 ini sudah mulai menjangkiti beberapa penduduk di Surabaya.

Adapun Perubahan perilaku yang saya alami setelah pandemi menyerang negara kita antara lain :


  1. Selalu pakai masker bila bertemu orang lain dan jika keluar rumah. Sebenarnya saya selalu menggunakan masker ketika berkendara entah kemanapun saya pergi. Namun kali ini tidak hanya di saat berkendara saya menggunakan masker melainkan jika harus berkomunikasi dengan orang lain demi mengurangi penyebaran virua semakin meningkat.
  2. Rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun sehabis dari pasar ataupun dari luar rumah.
  3. Peduli dengan kebersihan tangan dengan rutin menggunakan hand sanitizer terutama sehabis menyentuh uang.

Teman-teman pembaca blog saya yang budiman, jika badai corona ini tidak membawa dampak yang signifikan pada hidup kalian, maka bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maka Kuasa. Karena hampir sebagian besar masyarakat kita terkena imbasnya dengan dirumahkan sampai waktu yang tak ditentukan, bahkan sampai di-PHK karena perusahaan tempat mereka bekerja terkena penurunan pendapatan akibat corona. Sebut saja bioskop yang harus tutup sementara karena kegiatan di bioskop mengundang keramaian orang dimana sangat riskan terhadap penyebaran virus COVID-19.

Nah, salah satu kiat bagi kita yang terkena imbas pandemi ini bisa bertahan hidup adalah dengan mengatur atau merencanakan sumber keuangan kedua sebagai alternatif jika tidak memiliki pendapatan lagi selama pandemi.

Beberapa Sumber keuangan kedua yang dapat teman-teman manfaatkan antara lain :

  • Tabungan darurat yang kita miliki. 

Tabungan dapat berupa apa saja, baik itu uang, emas maupun barang berharga lainnya. Namun di masa pandemi seperti ini apabila barang berharga yang kita miliki berupa kendaraan bermotor maka jika akan dijual nilainya akan turun jauh di bawah harga pasaran. Yang paling pas untuk dijual memang logam mulia karena nilainya meningkat selama wabah ini masih menghantui kita.


  • Bisnis kecil-kecilan yang dapat menghasilkan uang untuk bertahan hidup. 

Sebaiknya mulailah membuka usaha kecil-kecilan sedari awal, meskipun nantinya pandemi sudah dinyatakan berakhir tak ada salahnya berbisnis. Bukan bermaksud pesimis namun kejadian seperti saat ini tidak dapat kita prediksi sama sekali sehingga antisipasi sejak dini akan lebih baik jika hal serupa datang.

Marilah teman-teman semuanya untuk tetap waspada dan selalu menjalankan protokol kesehatan walau kita sudah memasuki era new normal. Dan pada akhirnya kita semua harus tetap tawakkal dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa setelah ikhtiar yang telah dijalankan.

Tetap semangat yah !!!


Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

15 komentar untuk "Aku Dan Penerapan New Normal"

  1. Wah, Mbak Maria kerjanya bidang apa sampai enggak ada WFH? Tetap semangat ya

    BalasHapus
  2. Indonesia sekarang sudah dikukuhkan sebagai negara dengan kasus positif COvid-19 terbanyak di Asia Tenggara. Saya mau ketawa takut dosa. Hahaha. Sok sok-an pemerintah mau new normal. Indonesia new normal itu sama kayak bayi yg dipaksa lahiran prematur. Risikonya tinggi. BTW, semoga kita semua selalu sehat dan dilindungi Allah SWT ya mba.

    BalasHapus
  3. stay safe ya kak, semoga semua cepat berlalu :)

    BalasHapus
  4. Mba Maria tetep semangat ya mbaaa. Aku terenyuh baca ini. Malu mau ngeluhh padahal suami masih kerja juga. Meskipun ada potongan beberapa persen dari rumah sakit.
    Kita semua pahlawan di bidang masing2, salut deh.
    Tetep semangatttt!

    BalasHapus
  5. Benar sekali kak. Bahaya corona memberikan dampak bagi pekerja. Paman saya juga terkena dampaknya. Di PHK dari perusahannya. Kasihan sekali.

    BalasHapus
  6. Aku setuju itu, mau ada pandemi atau tidak, bagusnya keluarga punya sumber penghasilannya yg lain. Zaman sekarang engga bisa cuma dari satu sumber. Semoga ada jalan bagi yang terpaksa di rumah...

    BalasHapus
  7. Semoga bisa makin solid ya.. kasian,kasian rakyat, kasian pemerintah, semuanyaa.. semoga pandemi cepat go away

    BalasHapus
  8. Yup tabungan darurat sudah siap dan memang bertahan beberapa bulan saja..semoga pandemi ini selesai dan masih bisa bertahan.. hanya saja bisnis kecil2an yang belum kesampaian.. TFS kak

    BalasHapus
  9. Sering banget denger perkataan "new normal itu ngga normal!" ya memang, maka dari itu harus mengikuti protokol yang telah ditentukan seperti memakai masker, mencuci tangan, dll.

    BalasHapus
  10. Betul mbak alhamdulillah keluarga inti keluarga dekat blm ada yg singgungan sm penyakit ini jgn smp ya Allah. Kita hrs berubah lbh baik ya. Tapi pemerintah semoga bener2 bs meregulasi keadaan

    BalasHapus
  11. tetap semangat ya mbak Maria.. semoga pandemi segera berlalu dan kita bisa berkegiatan spti dulu lagi

    BalasHapus
  12. Semangat kak Maria, pasti Pandemi ini akan segera selesai dan kehidupan new normal akan lebih baik.

    BalasHapus
  13. Iya mbak, new normal tidak begitu berpengaruh juga dalam kehidupanku. Saya tetap menjalankan aktivitas diluar rumah seperti biasa. Yang membedakannya kita jadi harus selalu pakai masker dan sering cuci tangan.

    BalasHapus
  14. Corona ini memang menghempas orang dari berbagai kalangan. Dana darurat memang menjadi penyelamat di era sekarang.

    BalasHapus
  15. Saya pikir menjalankan new normal itu juga perlu memperhatikan kondisi dan situasi masing-masing. Standarnya memang seperti menjalankan protokol kesehatan.

    Cuma saya yang sehari harinya harus menggunakan KRL merasa yang seperti sering cuci tangan dst kurang cukup. Saya menambahkan face shield karena dalam kereta bisa dikata selalu terjadi kerumunan manusia. Pulang kerja juga langsung disemprot dulu semua barang dengan dettol supaya tidak ada virus tak terlihat yang terbawa ke rumah.

    Bekal makanan sih pasti karena deg-degan juga harus beli dari warung di seberang kantor atau Go Food.

    Mencari mata pencaharian sampingan memang perlu, cuma dalam kondisi sekarang, dimana semua bisnis lesu, maka akan jadi tantangan tersendiri karena semua orang bersaing dan berpikir seperti itu.

    In any case #staysafe yah

    BalasHapus