Kalau ditanya kapan ramadan terberat bagiku maka bisa dipastikan tahun ini merupakan Ramadan terberat. Karena bertepatan dengan meluasnya wabah covid-19 sementara aku masih harus berjuang bekerja yang menuntut diriku untuk berada di lapangan. Profesiku yang bisa dibilang serabutan atau bekerja tidak di satu posisi saja membuatku harus bisa berada di luar kantor bisa ada janji dengan calon pelanggan. Sementara kondisi Surabaya yang sudah memasuki musim panas membuat jalanan seperti terbakar oleh sinar matahari.
Berpuasa, Bekerja Dan Berdampingan Dengan Corona : Satu Kegiatan Sekaligus
Bila di bulan selain Ramadan, aku bisa sesuka hati mampir ke salah satu minimarket untuk membeli minuman kemasan namun hal tersebut tentu tak boleh aku lakukan. Selain sudah berkomitmen kepada Allah SWT, tentu bagiku sayang banget jika harus mokel (membatalkan puasa) jika tidak ada aral sedikitpun. Membatalkan puasa itu hutang lho, dan hutang harus dibayar.
Selain cuaca yang sangat panas di siang hari, puasa tahun ini aku harus memakai masker di setiap aktivitasku. Awal-awal menggunakan masker tak ada masalah, namun sudah memasuki minggu ketiga puasa, aku menjadi sering sulit untuk bernafas sehingga posisi masker aku turunkan hanya menutupi mulut saja. Hidung sudah jarang aku tutupi masker, hehehe.
Sebaiknya kalian tidak mengikuti caraku dalam menggunakan masker ya. Karena tentu akan semakin riskan virus menyebar ke dalam saluran pernafasan jika tidak menggunakan masker dengan tepat.
Namun apa daya puasa tahun 2020 ini berat karena aku harus sering dinas luar kota sambil menggunakan masker, sedangkan kerongkongan sering merasa kering. Kadang muncul kekhawatiran kerongkongan yang kering menjadi pusat masuknya virus dengan mudah
Kalau tahun sebelumnya mungkin aku masih bisa mendelegasikan tugas luar kantor pada teman, namun tahun ini temanku dipindah bagian ke divisi lain sehingga mau tidak mau aku harus bekerja seorang diri. Tapi tetap aku berusaha mensyukuri pekerjaan yang aku miliki karena akibat pandemi ini sudah mulai ada beberapa kawan yang dirumahkan. Bahkan suamiku sendiri sudah sebulan ini belum mendapat panggilan untuk bekerja di bandara lagi.
tetep semangat ya mbak meskipun wabah sudah menyebar, dan tetap jaga kondisi tubuh
BalasHapusMakasih mbak sudah mampir ke blog saya. Mbak juga semangat yaaa
BalasHapusHarus semangat kak untuk berpuasa dan bekerja waluapun corona ada tetap tidak jadi halangan
BalasHapusSemua orang merasakan dampak Corona di tahun ini, yang penting kita tetap sehat dan jaga jarak
BalasHapusBulan Ramadan tahun ini kasih kesan yang luar biasa deh. Kenangan yang nggak akan bisa dilupakan karena terasa beda dari tahun-tahun sebelumnya.
BalasHapusBagi saya ramadan tahun ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab tidak ada kegiatan ngabuburit, buka bersama dan juga mudik. Padahal saya sudah rindu banget dengan keluarga di kampung halaman. Tetapi demi kebaikan bersama mudik harus ditunda dulu
BalasHapusWah banget beratnya, bahkan tantangan berpuasa pun berasa ngga ada apa2nya kalau dibandingkan sedihnya ngga bisa mudik ketemu sanak saudara. hiks,
BalasHapusTetap semangat mbak Maria, Di daerahku berangsur banyak yang di rumahkan. Semoga pandemi segera berlalu.
BalasHapusKita tetap berharap semoga pandemi ini cepat berakhir
BalasHapusRamadhan 2020 yang penuh dengan kekhawatiran, udah gak ada acara bukber lagi.. udah mulai gak ada ngabuburit lagi... sedih
BalasHapus