Review Sinetron Tukang Ojek Pengkolan

Sinetron TOP



Siapa sih yang tidak kenal Ojak dan kawan-kawannya ? Mungkin hampir semua orang pernah menonton sinetron Tukang Ojek Pengkolan atau yang biasa disingkat TOP. Sinetron yang tayang setiap hari di stasiun televisi RCTI setiap pukul 20.00 waktu Indonesia bagian barat ini selalu mampu menghadirkan senyum bahkan tawa kepada para penontonnya. Bisa jadi penonton televisi khususnya emak-emak menjadikan tontotan ini sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu setiap harinya.

Sinetron Pengisi Waktu Luang


Saya sendiri kurang tahu persis sejak kapan sinetron TOP tayang. Tapi demi mengulas sinetron ini, saya telah mencari dari beberapa sumber mengenai para pemain sinetron TOP dan sudah berapa episode yang telah tayang di televisi. Dan ternyata saya semakin takjub dibuatnya manakala sinetron TOP sampai dimuat di situs wikipedia. Menurut sumber dari Wikipedia, sinetron TOP untuk pertama kalinya ditayangkan tanggal 25 April 2015. Artinya jika dihitung sampai sekarang sudah 4 tahun lebih sinetron ini mengudara. Suatu pencapaian yang luar biasa menurut saya. Di saat sinetron lain menjual kisah percintaan dan kenakalan remaja, TOP ibarat air hujan yang turun membasahi dahaga penontonnya yang haus akan tontonan yang bermutu.

Sinetron TOP menurut saya merupakan salah satu sinetron yang benar-benar menggambarkan realita kehidupan masyarakat Indonesia yang ada. Tidak dibuat-dibuat, walaupun di beberapa peran ada karakter yang di gambarkan secara berlebihan sebagai sosok yang sangat menyebalkan. Saya rasa itu wajar agar bumbu-bumbu konflik dapat terasa. Penonton pasti tidak ingin cerita yang datar-datar saja. Sebagai contoh tokoh mbak Yuni yang menurut saya paling menyebalkan namun lucu. Mbak Yuni yang selalu kepo atas keadaan tetangga-tetangganya membuat dia banyak berkonflik dengan tetangga sekitar.

Ada banyak tokoh di sinetron TOP ini namun hanya ada tiga pemeran utana yaitu Ojak, Tisna dan Purnomo. Ketiganya memiliki karakter masing-masing. Namun bagi saya yang paling menonjol ada pada karakter Tisna dimana dia merupakan sosok suami yang takut dengan istrinya dan cenderung menuruti apa kemauan Yuli, sang istri. Dengan karakter seperti ini menjadikan sosok Tisna digemari oleh penonton karena sikapnya yang pasrah dan penurut pada istri. Ditambah lagi dengan karakter Yulu yang keras dan harus selalu ingin dituruti keinginannya oleh suami sehingga menjadikan alur cerita hampir mirip dengan kejadian nyata sehari-hari.

Selain karakter yang kuat pada diri Tisna, Yuli dan mbak Yuni, ada pula tokoh lain yang tidak kalah lucunya yaitu Denok istri Ojak. Denok yang diperankan Tika Bravani ini sebenarnya istri kedua Ojak dalam sinetron. Karena istri pertama Ojak diceritakan meninggal dunia lalu Ojak menikah lagi dengan Denok. Denok merupakan wanita sederhana dan lugu. Saking lugunya terkadang Denok terlalu terbuka pada setiap orang sehingga lawan bicaranya menjadi tahu permasalahan rumah tangganya dan Ojak.

Persoalan hidup yang di ceritakan dalam sinetron ini pun sederhana dan ada kaitannya dengan kehidupan nyata kita. Salah satu contoh Ojak yang kurang suka jika rumah tangganya masih di bantu oleh orang tua Denok. Sementara Denok merupakan putri tunggal dimana orang tuanya memiliki taraf ekonomi yang lebih baik dari Ojak. Di sini kemudian percikan konflik muncul namun tidak serius. 

Akhir kata kita mungkin tidak bisa menyuruh stasiun televisi menayangkan acara apa yang kita inginkan namun setidaknya kita bisa memilih tontonan apa yang sekiranya baik untuk kita dan keluarga. Carilah sinetron atau acara televisi yang mengajarkan hikmah bagi para penontonnya, memberi nilai positif untuk melakukan kebaikan. Bukan tontonan yang mengajarkan gaya hidup mewah, kebencian dan konflik rumah tangga.




Sumber Data :
Wikipedia

Sumber foto : google
Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

Posting Komentar untuk "Review Sinetron Tukang Ojek Pengkolan"